Headlines News :
Home » , , , , , » Bakso Daging Babi Marak

Bakso Daging Babi Marak

Written By Unknown on Rabu, 26 Desember 2012 | 01.06


Bakso Tetap Aja Bikib Ngiler 
Maraknya peredaran bakso berbahan daging babi hutan tidak hanya merugikan para pedagang bakso. Pedagang daging sapi pun ikut terkena imbasnya karena konsumen mulai menghindari membeli daging sapi.
Hal itu terjadi di Pasar Anyar Bahari, Jalan MHT, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Setelah petugas Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara menemukan adanya daging babi di tempat penggilingan daging bakso di belakang Pasar Anyar Bahari, permintaan akan daging sapi di pasar tersebut mulai menurun. Munculnya pemberitaan di media tentang daging oplosan di tempat penggilingan tersebut semakin menyudutkan posisi pedagang daging.

Kepala Pasar Anyar Bahari Eko Purwanto menyatakan, hal tersebut tentu merugikan dan menyebabkan konsumen yang datang untuk membeli daging sapi di dalam pasar menjadi menurun. "Dampak informasi, yang saya dapat dari para pedagang, cukup signifikan. Mereka mengalami penurunan 30 sampai 40 persen," kata Eko, Jumat (14/12/2012).

Eko mengatakan, daging sapi yang dijual oleh para pedagang di pasar tersebut murni daging sapi dan telah melalui pemeriksaan dan pengawasan Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara. "Sebulan dua kali dilakukan pengambilan sampel. Sudah lama itu, dua sampai tiga tahun. Intinya pedagang kami murni daging sapi. Tidak ada pedagang babi yang jualan juga di sini," ujar Eko.
Mumu (43), seorang pedagang daging sapi di dalam pasar, mengaku bahwa bukan cuma isu daging babi yang membuat pedagang di sana merugi, melainkan harga daging yang terlampau tinggi yang membuat pembeli yang ada saat ini menurun.

"Sehari biasanya kita ambil 260 kilogram (dari satu ekor sapi) bisa langsung habis. Tapi sekarang enggak habis sehari saja. Paling setengahnya saja, 150 kilogram sehari. Sisanya kita stok ditaruh di es buat besok baru habis," kata Mumu.

Mumu menuturkan, para konsumen biasa membeli daging di tempatnya untuk berjualan bakso. Dalam sehari, omzet yang didapatkan pedagang daging sapi di tempat teresbut mencapai Rp 18 juta. Namun, jumlah itu menurun dan kini hanya sekitar Rp 14 juta.
Seorang pedagang daging sapi lainnya, Fahruloji (50), mengungkapkan, pembeli kemungkinan takut untuk membeli daging sapi saat ini. Selain mahalnya harga daging sapi, isu daging oplosan juga menjadi faktor menurunnya jumlah pembeli.

Daging kita ambilnya di Karawaci atau di Cakung. Di sana kita ambil Rp 86.000 per kilogram. Paling dijual Rp 90.000 per kilogram daripada enggak dapat setoran. Sudah dua hari ini yang belanja jarang. Ya mungkin ketakutan ada daging itu (babi)," jelasnya. Ia menegaskan, di pasar tersebut tidak ada penjual daging sapi bercampur daging celeng. Semua daging sapi di tempat itu sudah diperiksa tadi pagi dan mendapat stiker khusus dari Subdin Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara. (Kompas)

Pedagang.Daging Sapi di Pasar Anyar Bahari Merugi
Kasus pemasaran daging sapi bercampur daging celeng yang tengah marak di Jakarta dipicu keinginan untuk memperoleh keuntungan besar dalam situasi persaingan usaha daging. Berawal dari pasokan daging sapi yang berkurang, rekayasa yang menghalalkan segala cara pun dilakukan pemasok daging agar harga dagangan mereka lebih murah dibanding pedagang lain.

Aswani, salah seorang pedagang daging di Pasar Cipete, menuturkan, harga daging sapi kembali naik akibat berkurangnya pasokan. Saat ini, harga eceran daging sapi per kilogram mencapai hingga di atas Rp 100.000. "Ini membuat banyak pedagang kecil lain tentu berusaha mencari harga yang lebih murah," ujar Aswani saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/12/2012).

Kondisi tersebut dipahami oleh beberapa pemasok daging yang ingin memetik keuntungan. Mereka pun merekayasa produk daging yang dijual dengan cara mencampuri daging sapi dengan daging lain yang harganya lebih murah, seperti daging ayam dan daging celeng. "Dengan cara itu, mereka bisa menjual daging di pasaran dengan harga di bawah Rp 50.000," ujar Aswani.
Para pedagang kecil atau pedagang makanan olahan, termasuk tukang bakso, akhirnya beralih membeli daging sapi yang berharga murah tersebut. Kondisi daging oplosan tersebut bisa diketahui atau disadari, bisa pula tidak.

Teknik pemasokan
Untuk mengelabui pembeli, para pemasok daging oplosan punya cara tersendiri. Jamil, salah seorang pedagang daging di Pasar Mampang, yang ditemui Kompas.com, menjelaskan, untuk daging gilingan, para pembeli biasanya bisa membeli langsung di lokasi penjualan. "Kalau sudah digiling, campurannya kan tidak begitu kelihatan. Jadi, karena harganya murah, pembeli ramai-ramai beli ke situ," urai Jamil.

Sementara itu, untuk pemesanan daging mentah, pemasoknya tidak akan memperkenankan pembeli datang langsung ke lokasi. Pemesanan hanya bisa dilakukan melalui hubungan telepon dan daging pesanan akan diantar ke lokasi pemesan. "Jadi, pembelinya nggak tahu di mana tempat pemasok daging itu. Pembeli juga biasanya nggak tahu kalau daging yang dipesan sudah dicampur daging lain," sambung Jamil.

Dengan cara demikian, keberadaan pemasok daging oplosan sulit dilacak petugas pengawasan. Keberadaan mereka hanya diketahui oleh para pelanggan, Umumnya pedagang daging skala kecil seperti Jamil tak terendus khalayak umum dan aparat.

Cara lain diungkapkan oleh Nur Hasan, Kepala Seksi Pengawasan Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan. Dalam kasus penggilingan daging Eka Prasetya di Pasar Cipete, daging gilingan bisa berasal dari daging sapi/ayam yang diantar para pedagang bakso. Namun, bisa juga, pedagang bakso membeli daging yang sudah digiling di lokasi tersebut.

"Jadi, ada pedagang bakso yang bekerja sama dengan dia agar mendapat daging murah, ada yang tidak tahu-menahu karena membeli daging gilingan atau karena tidak mengawasi proses penggilingan," ujar Nur Hasan.

Dalam situasi tersebut, para pemasok daging seperti Eka Prasetya akan mendapat keuntungan lebih besar lantaran dagangannya diserbu pembeli. Sementara itu, pedagang daging sapi murni sebagaimana Aswani akan ditinggalkan pembeli lantaran gap harga yang mencapai 100 persen dari harga daging oplosan. "Karena itu, pembeli sebaiknya berhati-hati kalau mendapati harga daging yang jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran yang normal," pesan Aswani. (Kompas) Editor :Egidius Patnistik

Perang Harga dan Teknik Pemasokan Daging Oplosan
Bakso daging oplosan juga ditemukan di pasar sekitar wilayah Jakarta Barat. Bakso tersebut terbuat dari daging babi dan dipasarkan oleh tukang bakso curah.

"Kita sudah lakukan uji sampel di lima pasar di Jakarta Barat. Dari sampel yang diambil, ada tiga sampel yang terbukti mengandung daging babi," Kepala Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Barat Eviati kepada wartawan, Kamis (13/12/2012).
Ia menambahkan, sampel tersebut diambil dari lima pasar di Jakarta Barat, yaitu Pasar Kemiri, Pasar Duta Mas,

Pasar Kopro, Pasar Puri, dan Pasar Grogol. Dari lima
pasar tersebut, bakso oplosan ditemukan di Pasar Puri, Pasar Grogol, dan Pasar Kopro (Tomang Barat).
Ia melanjutkan, bakso yang ditemukan di tiga pasar tersebut merupakan bakso yang dijual butiran dan kiloan. Bakso tersebut tersimpan di dalam baskom besar dan tidak ada tulisan merk atau jenis daging pada bakso tersebut.

Eviati mangatakan, bakso yang sudah dioplos dengan daging babi biasanya harganya lebih murah. Satu butir bakso dihargai Rp 300 sampai Rp 1.500 tergantung besar dari bakso tersebut. Sedangkan bakso asli menggunakan daging sapi dihargai Rp 1.000 per butir untuk ukuran kecil.

Menurutnya, secara kasat mata tidak ada perbedaan pada bakso yang menggunakan daging babi dan bakso yang menggunakan daging sapi. Untuk mendeteksi kandungan bakso harus dilakukan di laboratorium.
Sebelumnya, pabrik bakso oplosan menggunakan daging sapi juga ditemukan di Pasar Cipete, Jakarta Selatan. Bakso tersebut ada pada satu pabrik yang segera digerebek polisi setelah mendapatkan informasi dari masyarakat sekitar. (Kompas) Editor :Ana Shofiana Syatiri

Bakso Campur Daging Babi, Murah

Tempat penggilingan daging untuk diolah menjadi bakso menggunakan daging yang bukan berasal dari hewan ternak sapi melainkan menggunakan daging babi kembali ditemukan. Kali ini, penemuan penggunaan daging babi yang akan diolah menjadi bakso ditemukan di tempat penggilingan daging tidak jauh dari lingkungan Pasar Anyar Bahari, Jalan MHT, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kepala Seksi Suku Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Jakarta Utara, Renova Ida Siahaan menuturkan, sampel yang terindikasi positif mengandung daging babi tersebut diambil pihaknya di tempat penggilingan yang berdekatan dengan pasar tersebut. Pihaknya juga mengambil 50 gram sampel lainnya pada setiap pasar di Jakarta Utara, namun hasilnya negatif.

"Dari enam belas sample yang kita ambil (dari sejumlah pasar) ditemukan satu terindikasi positif mengandung daging babi di tempat penggilingan daging di lingkungan (tak jauh) dari Pasar Anyar Bahari, Tanjung Priok," kata Renova, saat dihubungi wartawan, Kamis (13/12/2012).

Menurutnya, pemilik tempat penggilingan daging yang diketahui bernama Yono (48), hingga saat ini masih belum bisa ditemui. Kegiatan pelaku mencampur daging olahan dengan daging babi, menurutnya didistribusikan menuju kios bakso milik pelaku sendiri di Pasar Warakas. Selain itu, pelaku juga menjual daging tersebut ke penjual bakso dengan gerobak keliling.

Dari dugaan sementara, sambung Renova, pelaku nekat mencampur dengan bahan daging babi disebabkan harga daging sapi yang tinggi. Sementara terkait penemuan tersebut, merupakan kali pertama yang terjadi di Jakarta Utara. Menurutnya, perbuatan tersebut melanggar Perda nomor 8 tahun 1989 tentang pengawasan perdagangan daging.

Renova berharap pelaku praktik pengolahan bakso dengan bahan daging babi tersebut segera menghentikan kegiatannya. Pasalnya, pihaknya akan menindak tegas dengan melaporkan perbuatan pelaku pada aparat berwajib, apabila hal tersebut masih dilanjutkan.

"Dia (Yono) kita berikan peringatan keras dulu supaya jangan melakukan praktik itu. Kalau membandel kita laporkan ke polisi," tutup Renova.(Kompas) Editor :Ana Shofiana Syatiri

Terbongkar Lagi Bakso Dicampur Daging Babi

Warga Cipete, Kebayaran Baru, Jakarta Selatan, digegerkan dengan penggerebekan kios penggilingan bakso yang mengandung daging babi. Penggerebakan dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Korwas Polda Metro Jaya dan petugas Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan.

Pemilik diduga mencampur bakso dengan daging babi akibat harga daging sapi yang melambung tinggi akhir-akhir ini. Dalam penggerebekan di kios yang beralamat di Jalan Damai, Kelurahan Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, petugas menemukan 50 kg daging babi yang sudah diolah.

"Dari sampel yang diambil, hasil lab menunjukkan itu (daging) positif mengandung babi," kata Nurhasan, Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan, kepada Kompas.com, Rabu (12/12/2012) sore.

Nurhasan menjelaskan, penggerebekan merupakan hasil pengintaian selama tiga minggu. Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan sebelumnya mendapat laporan dari warga tentang adanya kios di Pasar Cipete yang mencampur bakso dengan daging babi. Menurut Nurhasan, sang pemilik kios mengaku mendapat kiriman daging murah.

"Kios dia itu kan menyediakan jasa penggilingan daging. Kebetulan harga daging sapi kan sekarang mahal Rp 90.000 per kg, sedangkan daging babi hanya Rp 45.000 per kg. Eka Prasetya (pemilik kios) mengaku tidak tahu bahwa daging yang dikirim itu daging babi, " kata Nurhasan.

Nurhasan menduga peristiwa ini adalah buntut dari pembatasan daging sapi impor yang mulai diterapkan pemerintah beberapa bulan terakhir. Daging sapi mulai langka di pasaran. Diduga ada unsur spekulasi yang membuat harga daging melambung tinggi.
(Kompas) Editor :Ana Shofiana Syatiri.

Dari pada makan bakso yang tidak jelas mending kita bikin bakso sendiri.
Silahkan dicoba resep cara bikin bakso daging, urat, dan bakso ikan di sini.

Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Belajar Blog Koe - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger