Bekerja Tak Kenal Hari Libur
Sampah di Enrekang |
Pagi-pagi buta, mereka sudah harus berada di jalan protokol dan beberapa tempat tertentu termasuk pasar untuk menunaikan tugasnya.“Kami harus berangkat pagi-pagi bu, sebelum kendaraan lalu-lalang memadati jalan", kata Maria, salah seorang penyapu jalan kepada Cakrawala News.
Saya sudah harus menyapu pagi-pagi karena rute saya lebih dari 1 kilo meter jauhnya” kata Ibu paruh baya ini. Miris mendengarkan, wanita ini harus menyapu jalanan sepanjang lebih dari 1 kilometer setiap hari dengan upah Rp.15.000,-. Jauh dari standar upah minimum, sementara resiko kerja yang mungkin saja terjadi cukup besar. Mereka bekerja tanpa alat pengaman, tanpa sarung tangan dan masker.
Kediaman Si Penyapu Jalan |
Tak banyak yang bisa diharapkan oleh 19 penyapu jalan perempuan dengan upah sekecil itu dan mereka berharap tahun ini upah itu minimal bisa naik menjadi Rp.20.000,- sehingga yang sebelumnya mereka hanya bisa terima Rp.450.000,- meningkat menjadi Rp.600.000,-/bulan . (Sry Y N)
Posting Komentar